Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting: Anton WP
Penerbit: Penerbit Katta
Tahun: 2012
Hlm: 172
ISBN: 9789791032780
Harga: IDR 33000
Rated: 3.5/5
Bila benar orang bilang yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama itu nyata, pasti Bajja sedang mengalaminya sekarang. Ia jatuh cinta pada gadis yang berpapasan dengannya di palang pemberhentian kereta. Oh, Wait! Sebelum salah paham, buku ini nggak menyuguhkan romance mengharu-biru lho ya. Hanya sendu.
Hanya melihat sekilas saja, tidak berkenalan, tidak pula
bertanya-tanya. Begitu saja sudah membuat Bajja tidak berhenti
memikirkannya. Beruntung, beberapa hari kemudian gadis itu datang
meminta Bajja mengerjakan cover design untuk bukunya. Dari situ Bajja
tahu namanya Arra.
Kemudian tidak di sengaja keduanya berjumpa kembali dan Arra jadi sering
menunggu kepulangan Bajja di depan rumah kontrakannya. Arra datang
tanpa pemberitahuan dan tidak bisa di prediksi. Keduanya punya hubungan
pertemanan yang aneh. Itu pun kalau bisa di sebut teman. Mungkin
tepatnya teman dalam tanda kutip karena Bajja punya perasaan khusus pada
Arra.
Mereka tidak banyak mengobrol. Biasanya Arra datang saat ada masalah
kemudian duduk di sofa buluk milik Bajja dan tertidur disana lalu pulang
sebelum Bajja bangun. Bajja sungkan bertanya dan Arra pun tidak
bercerita. Aneh kan? Tapi entah kenapa saat baca itu rasanya nyaman dan
normal-normal aja.
[un]affair ini ditulis dengan gaya bahasa yang indah, cenderung nyastra menurut saya tapi tetep ringan dibaca. Mungkin sedikit oldies
karena ada penggunaan kata 'engkau' tapi menurut saya konsisten dan
cocok-cocok aja dengan keseluruhan suasana dan gaya bicara karakternya.
Penulis pintar sekali membangun suasana sendu. Ungkapan-ungkapan sendu Bajja mengenai kotanya, betapa ia suka hujan, betapa rindunya ia pada Arra. Setiap kalimatnya sanggup menangkap suasana para karakter. Bajja yang cenderung melankolis dan Arra yang batinnya terluka, sweet.
Penulis pintar sekali membangun suasana sendu. Ungkapan-ungkapan sendu Bajja mengenai kotanya, betapa ia suka hujan, betapa rindunya ia pada Arra. Setiap kalimatnya sanggup menangkap suasana para karakter. Bajja yang cenderung melankolis dan Arra yang batinnya terluka, sweet.
Belum lagi penggambaran latar tempatnya. Kota Sendu. Yudhi Herwibowo
mendiskripsikan kota ini dengan apik dan menyeluruh. Pedestrian yang
sepi, jalan-jalan di pertokoan, jembatan tua, toko buku tua, suasana
kota yang sepi, banyaknya pejalan kaki dan kendaraan lewat hanya
sesekali, dst.
Saya suka deskripsi toko buku tua yang ada dalam [un]affair
ini. Begitu masuk tercium bau apak familiar buku-buku tua yang
kertasnya di makan usia. Belum lagi rak-raknya tinggi hingga ke
langit-langit kayak di Harry Potter. Ada salah satu statement yang saya
rasa akan di amini oleh seluruh pecinta buku, termasuk saya,
"Buku apa yang sedang kau cari?"
Ia mengangkat bahu, "Entahlah. Bila ke sini aku tak pernah menentukan buku apa yang kucari. Aku hanya datang, dan berharap beruntung menemukan buku yang bagus." ~p.140
Herannya, tak satu kali pun saya menemukan nama kota dalam paragrafnya.
Katanya ini kota hujan, letaknya di ujung pulau. Kota kecil yang sepi,
nyaman dan sendu. Saya berusaha keras menebak-nebak kota mana yang di
jadikan latar dalam [un]affair tapi tidak menemukan satu pun kecocokan
karena mana ada sih kota kecil di pulau Jawa yang disebut kota hujan dan
senyaman itu. Ternyata itu kota imajinatif yang dianggap kawasan ideal
oleh penulis (sumber).
Belakangan di akhir cerita, saya baru ngeh deh kenapa buku ini di beri judul [un]affair.
Tapi nanti kalau saya ceritain malah spoiler, nggak usah aja ya.. haha.
Oya, saya nemu satu typo nih, typo di bagian Katalog Dalam Terbitan
kayaknya ada salah cetak ya, disitu tertulis terbit pertama kali tahun
2010. Saya sampai crosscheck dua kali ke Goodreads, hehe. Tapi selain
itu kayaknya nggak ada typo sama sekali dalam naskah. Hebat!!
Oya, saya suka banget sama covernya!
Waktu pertama kali lihat di Gramedia langsung ambil buku ini sebelum
baca judul maupun penulisnya. Haha. Sofa. Udah, itu ajah. Dengan
berbagai permainan warna yang membuat cover ini terlihat retro tapi di
satu sisi juga keliatan artistik. Untung ya yang di pilih cover Sofa
soalnya nyaman aja lihatnya, ini masuk cover favorite banget deh.
Buku ini buku romance. Namun, ide cerita buku ini nggak mainstream. Dengan tutur bahasa yang indah dan alur lambat [un]affair ini akan menenggelamkanmu dalam suasana Kota Sendu. Cocok banget kamu baca di saat hujan sambil minum cake dan teh *eaa*.
Kadang jeda antar scene gitu saya berhenti dan lanjut baca di lain
waktu dengan nyaman. Makanya saya lumayan lama bacanya, karena buku ini
emang paling empuk dinikmati perlahan. Brava for your first romance book Mas Yudhi XD
PS: I was feeling blue from reading this book, thanks to Mas Yudhi ^^
http://sinopsisuntukmu.blogspot.com/2012/09/unaffair.html?spref=fb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar