Rabu, 26 September 2012

[un]affair, review Kumpulan Sinopsis Dari Okeyzz

Judul: [un]affair
Penulis: Yudhi Herwibowo
Penyunting: Anton WP
Penerbit: Penerbit Katta
Tahun: 2012
Hlm: 172
ISBN: 9789791032780
Harga: IDR 33000
Rated: 3.5/5


Bila benar orang bilang yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama itu nyata, pasti Bajja sedang mengalaminya sekarang. Ia jatuh cinta pada gadis yang berpapasan dengannya di palang pemberhentian kereta. Oh, Wait! Sebelum salah paham, buku ini nggak menyuguhkan romance mengharu-biru lho ya. Hanya sendu. 
Hanya melihat sekilas saja, tidak berkenalan, tidak pula bertanya-tanya. Begitu saja sudah membuat Bajja tidak berhenti memikirkannya. Beruntung, beberapa hari kemudian gadis itu datang meminta Bajja mengerjakan cover design untuk bukunya. Dari situ Bajja tahu namanya Arra.
Kemudian tidak di sengaja keduanya berjumpa kembali dan Arra jadi sering menunggu kepulangan Bajja di depan rumah kontrakannya. Arra datang tanpa pemberitahuan dan tidak bisa di prediksi. Keduanya punya hubungan pertemanan yang aneh. Itu pun kalau bisa di sebut teman. Mungkin tepatnya teman dalam tanda kutip karena Bajja punya perasaan khusus pada Arra. 
Mereka tidak banyak mengobrol. Biasanya Arra datang saat ada masalah kemudian duduk di sofa buluk milik Bajja dan tertidur disana lalu pulang sebelum Bajja bangun. Bajja sungkan bertanya dan Arra pun tidak bercerita. Aneh kan? Tapi entah kenapa saat baca itu rasanya nyaman dan normal-normal aja.
[un]affair ini ditulis dengan gaya bahasa yang indah, cenderung nyastra menurut saya tapi tetep ringan dibaca. Mungkin sedikit oldies karena ada penggunaan kata 'engkau' tapi menurut saya konsisten dan cocok-cocok aja dengan keseluruhan suasana dan gaya bicara karakternya.

Penulis pintar sekali membangun suasana sendu. Ungkapan-ungkapan sendu Bajja mengenai kotanya, betapa ia suka hujan, betapa rindunya ia pada Arra. Setiap kalimatnya sanggup menangkap suasana para karakter. Bajja yang cenderung melankolis dan Arra yang batinnya terluka, sweet
Belum lagi penggambaran latar tempatnya. Kota Sendu. Yudhi Herwibowo mendiskripsikan kota ini dengan apik dan menyeluruh. Pedestrian yang sepi, jalan-jalan di pertokoan, jembatan tua, toko buku tua, suasana kota yang sepi, banyaknya pejalan kaki dan kendaraan lewat hanya sesekali, dst. 
Saya suka deskripsi toko buku tua yang ada dalam [un]affair ini. Begitu masuk tercium bau apak familiar buku-buku tua yang kertasnya di makan usia. Belum lagi rak-raknya tinggi hingga ke langit-langit kayak di Harry Potter. Ada salah satu statement yang saya rasa akan di amini oleh seluruh pecinta buku, termasuk saya,
"Buku apa yang sedang kau cari?"
 
Ia mengangkat bahu, "Entahlah. Bila ke sini aku tak pernah menentukan buku apa yang kucari. Aku hanya datang, dan berharap beruntung menemukan buku yang bagus." ~p.140
Herannya, tak satu kali pun saya menemukan nama kota dalam paragrafnya. Katanya ini kota hujan, letaknya di ujung pulau. Kota kecil yang sepi, nyaman dan sendu. Saya berusaha keras menebak-nebak kota mana yang di jadikan latar dalam [un]affair tapi tidak menemukan satu pun kecocokan karena mana ada sih kota kecil di pulau Jawa yang disebut kota hujan dan senyaman itu. Ternyata itu kota imajinatif yang dianggap kawasan ideal oleh penulis (sumber). 
Belakangan di akhir cerita, saya baru ngeh deh kenapa buku ini di beri judul [un]affair. Tapi nanti kalau saya ceritain malah spoiler, nggak usah aja ya.. haha. Oya, saya nemu satu typo nih, typo di bagian Katalog Dalam Terbitan kayaknya ada salah cetak ya, disitu tertulis terbit pertama kali tahun 2010. Saya sampai crosscheck dua kali ke Goodreads, hehe. Tapi selain itu kayaknya nggak ada typo sama sekali dalam naskah. Hebat!!
Oya, saya suka banget sama covernya!
Waktu pertama kali lihat di Gramedia langsung ambil buku ini sebelum baca judul maupun penulisnya. Haha. Sofa. Udah, itu ajah. Dengan berbagai permainan warna yang membuat cover ini terlihat retro tapi di satu sisi juga keliatan artistik. Untung ya yang di pilih cover Sofa soalnya nyaman aja lihatnya, ini masuk cover favorite banget deh. 
Buku ini buku romance. Namun, ide cerita buku ini nggak mainstream. Dengan tutur bahasa yang indah dan alur lambat [un]affair ini akan menenggelamkanmu dalam suasana Kota Sendu. Cocok banget kamu baca di saat hujan sambil minum cake dan teh *eaa*. Kadang jeda antar scene gitu saya berhenti dan lanjut baca di lain waktu dengan nyaman. Makanya saya lumayan lama bacanya, karena buku ini emang paling empuk dinikmati perlahan. Brava for your first romance book Mas Yudhi XD


PS: I was feeling blue from reading this book, thanks to Mas Yudhi ^^
 
 
http://sinopsisuntukmu.blogspot.com/2012/09/unaffair.html?spref=fb

Review [un}affair oleh Luckty Giyan Sukarno


Pertemuan itu sebenarnya mudah saja, kita yang membuatnya menjadi rumit. (70)

Kadang sesuatu yang ada di sekitar kita, akan kita bentuk seperti diri kita. (hlm. 144)

Cinta yang tak pernah dimiliki seutuhnya, bertahan lebih lama. (hlm. 148)

Adalah Bajja, bekerja di kantor Vanila Ice Design, di bagian divisi desain. Lelaki penyuka hujan, yang selalu akan membiarkan gerimis menjatuhi tubuhnya tanpa rasa enggan dan berlebih.

Hidup terkadang diikuti masa lalu, begitu pula dengan Bajja. Canta adalah masa lalunya.

Entah mengapa, hanya menatap dirinya saja, sanggup membuat jantungku lebih berdegup. (hlm. 48)

Itulah yang dialami Bajja, di saat perlahan-lahan melupakan masa lalunya, muncullah Arra sebagai persinggahan hatinya. Perempuan yang baru saja dikenalnya, namun langsung bisa membuka pintu rasa yang sudah dikuncinya rapat-rapat. Semesta berkonspirasi mempertemukan mereka. Arra, yang kali pertama Bajja lihat di stasiun kereta, ternyata menjadi klien di tempatnya bekerja. Arra ingin menerbitkan buku dengan bantuan desain dan cetak di kantor Bajja.

Aku selalu yakin bila orang yang kelak bersama kita sepanjang usia selalu berasal dari golongan yang sama seperti kita. Maka itu, aku yakin perempuan yang kau pilih..pastilah sebaik dirimu. (hlm. 154)

Engkau bagai angin yang selalu terbang entah ke mana. Aku tak bisa menebak kapan engkau datang… (hlm. 158)

Sofa yang ditampilkan mendominasi cover buku ini sangat merepresentasikan.kehidupan Bajja. Siapa saja bisa memasuki hatinya, seperti halnya sebuah sofa yang bisa dinikmati siapa saja yang ingin singgah, sekedar merebahkan badan untuk menghilangkan rasa lelah atau hanya sekedar untuk minum teh sambil menatap layar kaca.

Aku hanya seorang manusia di antara bentangan perasaan. Terlalu kecil. Terlalu lemah. Jadi bagaimana bisa aku memilih, bila hati yang kemudian memutuskan? (hlm. 64)

Buku yang saya baca di sela-sela #karantina ini memang ringan untuk dibaca. Beberapa teman #karantina juga tertarik membaca buku ini, bahkan ada yang mencatat kalimat dalam buku ini untuk dijadikan status :D

Bahasanya yang mengalir dan mengena. Meskipun dalam percakapan menggunakan tata bahasa yang baku, saya justru menikmatinya. Percakapan monolog dengan Bajja sebagai tokoh ‘aku’, merasuk ke pembaca. Seolah-olah kita merasakan apa yang dialami toko ‘aku’. Sudah lama tidak membaca buku berbentuk novel dengan tatanan bahasa yang baik seperti ini.

Ada kalanya sebuah film hanya sekadar bentuk pengulangan dari sebuah kejadian yang mungkin saja terlewati. (hlm. 82)

Kenapa sebuah lagu sendu mampu mempermainkan perasaan kita sebegitu rupa? (hlm. 107)

Bila bumi tak berotasi mengelilingi matahari, tentu sangat beruntung orang-orang yang ada dalam waktu sunset. Mereka akan terus mendapati sunset yang indah. (hlm. 125)

Sekilas saat membaca awalnya, menerka-nerka bahwa ini adalah cerita cinta antara tiga hati yang harus memilih dan dipilih. Endingnya bener-bener gak disangka. Ternyataaa… jreng-jreng…baca sendiriii.. (◕‿-)

Kita bagai kupu-kupu…
Aku kupu-kupu dengan sepasang sayap yang rapuh
Berharap engkau terus mengiringiku terbang
Menjaga sewaktu-waktu aku jatuh (hlm. 85)

Keterangan Buku:
Judul                : [un] affair
Penulis              : Yudhi Herwibowo
Editor               : Anton WP
Desain cover    : desaincoverok.com
Penerbit            : Katta
Tebal                : 172 hlm.
Terbit               : 2012
ISBN               : 978-979-1032-78-0


http://www.facebook.com/notes/luckty-giyan-sukarno/review-unaffair/10151014082782693

Kamis, 20 September 2012

[un]affair – Yudhi Herwibowo, review Bacaan B.zee

Judul buku : [un]affair
Penulis : Yudhi Herwibowo
Penerbit : Penerbit KATTA, 2012 (cetakan pertama)
Tebal buku : 172 halaman

“Kupikir senja menjadi indah bila kita memiliki jeda untuk tak melihatnya.” (p.125)

Jika kita punya waktu, sekedar untuk memandangi hujan atau menghitung langkah di sepanjang perjalanan. Seandainya kita tinggal di kota sendu, dimana mendung selalu menggelayut dan ketenangan begitu mudah didapatkan. Mungkin sebuah pertemuan singkat bisa menjadi kisah.

Bajja, tokoh utama dalam kisah ini, bisa dikatakan tipikal penghuni kota sendu. Setiap kejadian, sekecil apa pun, seolah menyimpankan rahasia untuknya. Siapa yang menyangka wanita yang diperhatikannya kala berpapasan di perlintasan kereta, tiba-tiba menjadi kliennya, kemudian menjadikan dirinya tempat pelarian.
Arra, wanita itu, akan datang kepada Bajja di saat dia sedang sedih. Tertidur di sofanya, kemudian menghilang di pagi hari. Setelah itu dia menghilang. Tepat di saat Bajja hendak melupakannya, wanita itu hadir lagi. Selalu seperti itu, meski keduanya tahu bahwa posisi mereka tak seharusnya memiliki hubungan yang spesial. Tanpa komitmen, namun selalu terhubung.
Saya tidak akan memberikan sinopsis terlalu panjang, karena bukan pada kisah dua insan itu pembaca dibuai. Saya melihat pergulatan batin seorang pecinta, yang percaya akan tanda-tanda di sekitarnya. Tanda-tanda yang terus berdatangan sehingga sukar untuk diabaikan, namun terlalu indah untuk dipercaya. Dalam kata demi kata yang dirangkainya, penulis seolah mengajak pembaca untuk mengerti apa yang sebenarnya dirasakan oleh tokoh itu, kemudian menilainya sendiri.

Saya sangat jarang membaca novel romansa, namun saya cukup menikmati [un]affair ini. Kata-katanya dirangkai dengan indah, tidak berlebihan, tetapi suasana yang ditimbulkan sangat cukup. Meski kadang menyelipkan bahasa-bahasa yang ‘kekinian’, saya salut akan konsistensinya dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dalam dialognya sekalipun. Dan hal itu sama sekali tidak menimbulkan kesan kaku. Oleh karena saya memang ‘anti’ pada penggunaan bahasa gaul dalam karya sastra. Hanya saja ada satu kata yang sepertinya tidak disengaja terselip di situ, yaitu kata “kuteriakin” dalam narasi di halaman 56.
Secara keseluruhan, novel ini sangat berpotensi untuk dihabiskan dalam sekali-dua kali duduk. Selain karena bahasanya yang mengalir, saya pribadi merasakan keterikatan dengan tokoh-tokoh maupun kejadian-kejadiannya, yang bisa jadi dirasakan pula oleh semua orang.

Aku tahu, ada kalanya sebuah film hanya sekadar bentuk pengulangan dari sebuah kejadian yang mungkin saja terlewati. (p.82)
Musik mungkin universal, tapi kisah di balik lagu itulah yang membuatnya semakin diterima. Itu artinya sebuah kejadian seperti dalam lagu itu ternyata terjadi pula di tempat-tempat lain. Jadi seseorang seharusnya tak perlu terlalu sedih akan sesuatu, karena di tempat lain pun, ada orang yang bersedih karena hal yang sama. (p.107)

Seringkali saya merasakan pertanda yang sangat jelas tapi meragukan, seperti Bajja. Ada kalanya saya melarikan diri ke ‘sofa’ orang lain seperti Arra, sekedar singgah tanpa berharap, meski terancam kehilangan. Meski begitu, mungkin karena begitu ‘nyata’nya kisah ini, saya sama sekali tak tahu akhir seperti apa yang saya harapkan. Kemudian saat mencapai kalimat terakhir, ternyata saya cukup puas. 4/5 untuk sofa usang di kota sendu.


http://bacaanbzee.wordpress.com/2012/09/19/unaffair/

(UN) AFFAIR...Sebuah kisah tentang cinta yang sunyi.., review Syifa Qurrota A'yun

Sebuah buku karangan Yudhi Herwibowo, memang menjadi incaran saya saat mengunjungi Gramedia minngu kemarin. Saya sudah jatuh cinta dengan karyanya saat membaca Perjalanan Menuju Cahaya, beberapa tahun yang lalu. Dan olala, sebuah buku manis bersampul coklat yang manis dan gambar yang sederhana namun memikat, ada di tangan saya.Dan saat ini, saya sudah menamatkannya, hanya dalam waktu hitungan jam. Mungkin itu karena jumlah halamannya yang tidak terlalu banyak atau ceritanya yang memikat, atau gabungan ke duanya.

      Novel ini berkisah tentang hubungan unik yang terjalin antara Bajja dan Arra, yang dipertemukan tanpa sengaja, saat mereka bersimpangan jalan. Sebuah pertemuan yang menimbulkan ingatan mendalam di hati Bajja, yang sayangnya sepertinya hanyalah perjumpaan selintas. Sampai pada suatu ketika, Arra datang ke kantor Bajja, sebuah perusahaan penerbitan terbesar di kota tempatnya tinggal. Secara kebetulan, Bajjalah yang ditugaskan atasannya untuk melayani Arra yang berniat menerbitkan sebuah buku,untuk dipersembahkan buat kekasihnya. Berawal dari ketekaitan itu, Bajja dan Arra dekat, tak bisa dikatakan pacaran pula, karena Bajja tahu persis bahwa Arra sudah memiliki kekasih.Mereka sering menghabiskan waktu bersama, baik dengan berjalan- jalan ke tempat unik di kota mereka atau tinggal di rumah kontrakan Bajja. Berbicara tentang hal- hal remeh temeh, tapi tanpa pernah berbicara hal yang bersifat pribadi,Dan disela- sela waktu itu, Arra datang dan pergi tanpa permisi, sesukanya..dan Bajja menganggap hal itu biasa.

       Setelah buku itu jadi, hal yang agak mengejutkan pun terjadi. Arra malah merobek- robek buku itu di tempat kontrakan Bajja tanpa pernah memberikan penjelasan , dan Baja pun tak berniat untuk menanyakannya. Setelah kejadian itu, Arra menghilang lagi dan datang dengan sebuah kabar, bahwa dia dilamar dan akan segera menikah. Sebuah berita yang ditanggapi Bajja dengan biasa- biasa saja, walau pun sejujurnya benih- benih suka mulai tumbuh di hatinya, apalagi kemudian sebuah undangan datang ke kediamannya.

       Pada saat Bajja putus kontak dengan Arra, datanglah Canta, kekasih masa lalunya, yang menerima tawaran untuk berdinas di sebuah rumah sakit di tempat Bajja tingal. Canta yang dokter adalah kekasihnya sermasa kuliah. Mereka berpisah, karena Canta menganggp Bajja tak pernah atau belum punya rencana tentang masa depan mereka, saat keduanya lulus dulu. Dan terjalinlah kembali hubungan yang sempat putus tersebut. Bajja mulai bisa melupakan Arra dan memulai hari- harinya bersama Canta. Tapi ternyata kemanisan hubungan itu terganggu oleh suatu hal..

Apakah gangguan itu? Bagaimana nasib hubungan antara Bajja dan Canta selanjutnya? Dan apakah Arra benar- benar menghilang dari kehidupan Bajja selamanya?? Saya tak akan menceritakannya di sini, dan biarlah itu membuat anda penasaran untuk membaca bukunya secara langsung.

      Sebagai penikmat novel, point plus dari novel ini adalah cara bertuturnya yang tidak biasa. Lebih banyak monolog, miskin dialog. Tapi saat ada dialog, semuanya terkemas mengalir dan mendalam. Beberapa puisi yang ada di novel ini saya rasa juga menambah nilai. Hal yang menarik lainnya adalah deskripsi tentang kota tempat tinggal Bajja yang detil dan menyentuh, sampai sampai saya tak tahu, ini kota rekaan atau sungguhan. Selain itu, daftar isi dengan sub judul kalimat yang panjang- panjang, terasa tak biasa, tapi tetap mengena. Novel ini tidak berkesan riuh, bahkan cenderung sunyi, tapi segalanya terasa pas.Bagi anda yang menggemari novel- novel berlatar romantis dengan cara bertutur yang menarik dan penuh perenungan, novel ini layak dikoleksi....


http://www.facebook.com/notes/syifa-qurrota-ayun/un-affairsebuah-kisah-tentang-cinta-yang-sunyi/10151140498593119

Jumat, 14 September 2012

[un]affair, Kekasihku dan Rumah Impian, review Sutaryono Djohar



[un]affair
Pengarang: Yudhi Herwibowo
Penerbit: Katta
ISBN: 978-979-1032-78-0
172 halaman
2010


Kekasih hatiku, semenjak bertemu dirimu, kini perubahan besar telah terjadi dan sedang berjalan, saat sebuah komitmen dibangun bersama, tatkala asmaradahana melanda. Sebuah rencana luhur untuk dapat mewujudkan cita-cita sebuah rumah mungil dengan disain dan asesoris sesuai dengan keinginan kita.

Penuh percaya diri bahwasanya kita dapat bersatu dengan segala perbedaan yang ada, dan kita nyaman tanpa ada prahara. Komitmen yang terbangun bersama, bahwa kehidupan yang nyata dijalani dengan tulus ikhlas cinta dan kasih kita. Dasar dari Ketulusan tanpa memandang semua perbedaan, bahkan perbedaan itu menjadi sebuah sinergi, saling melengkapi.

Kekasih pujaan jiwaku, engkau telah berusaha keras dan pintar untuk dapat memahami komitmen itu, walau dirimu harus mengubah kebiasaan yang selama ini dijalani, serta engkau mengorbankan ego untuk dapat selaras dan nyaman untuk cita-cita luhur itu.

Sebuah novel fiksi karya mas Yudhi Herwibowo, menuangkan kisah romansa seorang lelaki yang melihat cinta kasih dengan caranya sendiri. Serta merenung untuk dapat memaknai dan memahami cinta.

Cintaku terpaut di kota ini, sesaat setelah melihat sosok perempuan yang membuat terpesona, walau tak dapat aku katakan, kusadari cinta itu memang unik dan tidak dapat di telaah dengan logika, Cinta adalah anugerah dari sang pencipta yang tak dapat ditolak atau di ingkari.

Salah satu tanda cinta adalah saat jantung berdebar dan berdegub kencang saat melihat seorang wanita yang menjadi pujaan jiwanya.
Tak dapat dipungkiri setiap orang dapat jatuh cinta kapan saja, sebab cinta datang dan pergi seperti angin, tak dapat dikendalikan atau direkayasa.

Seperti alam mengajarkan kepada diri kita bahwa semua terdapat keseimbangan di mana selalu berpasangan, dan semua itu hanya ada sekat tipis yang membatasi. Ketika anugerah yang diberikan tidak di ambil maka anugerah itu kan hilang tuk selamanya.

Saat anugerah itu diterima dengan narimo lan legowo akan menjadikan sebuah makna yang sangat mendasar bahwa pada dasarnya manusia  hanya dapat menerima anugerah itu tanpa mesti berhitung dan merasa kurang.

Makna cinta yang dapat diterjemahkan dengan berbagai cara, dan ketika seseorang mencintai maka ia kan ikhlas menerima, dengan rasa, kadang silih berganti, dari rasa kesal, sayang , kangen dan sejenisnya.

Mencintai seseorang merupakan saat terindah yang dapat di rasakan dan dikenang hingga akhir hayat nanti.

Kehidupan merupakan proses dan proses itu menghasilkan sebuah makna dan arti bagi yang menjalani serta yang dapat mengambil makna positif buat hidup kini dan kelak nanti.


Kekasih pujaan jiwaku, ada kegalauan di hatimu, saat engkau mendapati apa yang sedang terjadi terhadap satu-satunya harapan hidupmu, namun rasa itu benar adanya jika kekhawatiran orang tua adalah saat ia mesti mengalami hari tua tanpa siapa-siapa, namun perlu engkau ketahui kekasih hatiku, bahwa cinta tulusmu, telah engkau torehkan semenjak saat kita saling menyayangi, itu lebih dari segalanya, sebab ada pepatah, kasih sayang seorang ibu sepanjang jalan(masa) namun kasih sayang anak sepanjang galah.

Pepatah itu sudah menimpaku kekasih hatiku, namun aku mencoba untuk Ikhlas dalam arti sesungguhnya ikhlas bukan hanya sebatas ucapan namun aku terima dengan segenap jiwaku.

Dan harapan ku semoga kekasih hatiku kan dapat menelaah apa yang sedang menimpa mu, suatu saat dapat memahami apa yang terbaik di belakang  hari, hingga hidup ini Lilo lan legowo.


http://www.facebook.com/notes/sutaryono-djohar/unaffair-kekasihku-dan-rumah-impian/494622727215878

[un]affair, Cintaku di SOFA, review Truly Rudiono


Sudut Bumi, September 20xz


Cintaku,
Tertawa melihat fotomu di sana. Tersenyum membaca komentar para sahabat,  kenapa bukan aku yang ada di sebelahmu. Cutimu kali ini memang dihabiskan dengan cara yang unik, jalan-jalan mencari ilham untuk buku selanjutnya. Artinya aku bukan "Teman Seperjalanan" yang cocok untukmu. Berbesar hati. Susah juga menjelaskan bahwa bagaimana juga aku dan dirimu memiliki kehidupan pribadi yang harus dijalani sendiri-sendiri. Apa artinya berpisah  sekian putaran waktu dibandingkan seluruh sisa kehidupan kita kelak.

Mengisi waktu luang, sesuai instruksimu aku mulai membenahi rumah impian kita. Dimulai dari belanja, kegiatan yang paling aku benci saat kau tidak ada di sisiku. Daftar paling atas adalah sofa untuk ruang tamu. Sebuah sofa mungil namun nyaman, sesuai dengan konsep ruang tamu kita, minimalis.

Saat hendak berangkat, ketukan kasar di pagar kayu membuatku terkejut. Maklum kita belum sempat memasang bel. Seorang pria setengah baya menyerahkan paket dan tanda terima untuk ditandatangani dengan santun, kontras dengan ketukannya  tadi. Penasaran segera aku buka paket yang ada. Aku memang telah memberikan alamat rumah ini ke beberapa sahabat.

Sungguh aku terkejut cintaku!
Beberapa novel karya sang maestro, Mas Yudhi Herwibowo dengan gambar sofa yang mencolok tersusun dengan manis. SOFA lagi, rupanya hari ini Peri Penjaga Sofa sedang berada di sekitarku ^_^

Seperti biasa, buku Mas Yudhi mampu membuatku menyingkirkan seluruh kegiatan hanya dengan membaca judulnya saja. Segera ku ambil sebuah buku dan mencari tempat nyaman untuk membaca di rumah yang masih berantakan ini cintaku. Sekali lagi SOFA , tepatnya sofa yang berada di kamar kerjamu menjadi sasaranku.

Agar kita memiliki persepsi yang sama cintaku, yang dimaksud sofa adalah  kursi panjang dengan lengan dan bersandaran, biasanya berlapis karet dan busa yg dibungkus kain pelapis. Selain sebagai tempat duduk, kadang-kadang sofa juga dipakai sebagai tempat tidur. Belakangan bermunculan sofa yang bisa dirombak menjadi tempat tidur.



Judul: [un]affair
Editor: Anton WP
Penulis : Yudhi Herwibowo
Cover : desaincoverok.com
ISBN : 978-979-1032-78.0
Halaman : 172
Penerbit: Penerbit Katta
Harga: Rp.33.000


Kadang sebuah kisah cinta  dimulai secara unik, ada juga yang diakhiri dengan cara tak kalah uniknya. Singkat kata, setiap kisah cinta memiliki catatan tersendiri tanpa bisa diatur. Sepertinya juga kisah cinta dalam buku ini. Kisah dalam buku ini sebenarnya sederhana saja, tentang kisah cinta seorang Bajja.

Bajja hanyalah seorang pria biasa dengan pekerjaan sebagai disain grafis di Vanila Ice Design di Kota Sendu. Kisah percintaannya biasa-biasa saja. Kariesnya sangat biasa-biasanya.Di kota Sendu ia berkenalan dengan seorang gadis bernama Arra yang memesan buku bagi pujaannya. Perkenalannya mereka sebenarnya biasa saja, hanya beberapa saat sebelumnya Bajja pernah melihat Arra di perempatan dengan luka di leher, itu yang membuatnya terkejut saat berkenalans ecara resmi dengan Arra. Kok aku tidak menemukan perihal luka itu yah cintaku. Tolong carikan untukku.Tentunya setelah buku ini kau terima.

Lalu cintaku pasti bertanya dimana serunya buku ini jika semua biasa-biasa saja?
Cintaku, bagiku lakon utama dari kisah ini bukanlah sosok Bajja, Arra atau Canta seseorang dari masa lalu Bajja.Justru lakon utama kisah ini bagiku adalah sofa yang ada di kontrakan Bajja. Di Sofa itu Arra menemukan kedamaian jiwa, saat memandang Arra tidur maka Bajja akan mendapatkan ketenangan. Mas Yudhi dengan cerdiknya mengubah sofa biasa menjadi SESUATU. Seperti saat ia membuat kisah tentang piano.

Selanjutnya, dengan piawai Mas Yudhi membuat kedua anak manusia ini memiliki keterikatan satu dengan yang lain. Uniknya keterikatan diantara mereka justru dimulai dari sebuah sofa usang namun nyaman di kontrakan Bajja.  Arra datang dan pergi tanpa khabar, setiap kali datang ia akan tidur dengan nyaman di sofa tersebut, sementara Bajja dengan santunnya tidur di kamar dengan tidak menututup rapat pintu. Jangan khuatir cintaku, tak ada hal terlarang yang mereka langgar.

Proses pencarian cinta Bajja, Arra, Canta bahkan dua "lakon pembantu" dalam kisah ini yang menarik untuk disimak.Bagaimana kadang cinta sejati kita justru ada di depan mata tanpa kita sadari. Seseorang baru menyadari betapa berartinya orang lain justru saat orang itu tidak ada di sampingnya. Cinta kadang menemukan jalannya dengan unik. Seperti kita cintaku, tak ada yang mengira kita memiliki ikatan.

Satu yang membuatku kian suka dengan sosok Bajja, ia menyukai hujan. Seperti diriku yang sangat menikmati terkena rintikan air hujan. Adegan Bajja bermandikan air hujan dalam kisah ini sungguh menyentuh. Pas dengan situasi Jakarta yang sedang dilanda hujan.

Seperti biasa, beberapa hal sepele justru membuatku gemas. Entah kenapa, aku selalu mengharapkan setiap karya Mas Yudhi 99,99% berada dalam kondisi sempurna, tanpa ada celah untuk aku kritik. Misanya pada kalimat, "...meletakkan tumpukan desain di sebelah monitor...." Maksudnya bagaimana yah? Bukannya lebih enak jika ditulis tumpukan desain yang harus dikerjakan. Lalu soal kalimat, "...personal SNSD" mengingatkanku pada beberapa group penyanyi wanita. Akan lebih seru jika SNSD diberikan kepanjangannya agar ada kesamaan persepsi pembacanya.

Terus terang cintaku, aku bukan penyukai kisah romantis. Namun apapun yang dihasilkan oleh sosok penulis yang satu ini mampu membuatku terenyuh. Roman yang ditawarkan juga jauh dari menye-menye. Ada keindahan di dalamnya. Kisah cinta biasa menjadi luar biasa. Menurutnya kisah dalam buku ini penuh dengan nuansa cinta. Tidak bagiku. Ada banyak pelajaran kehidupan yang bisa  kita petik dalam kisah ini. Misalnya dalam hidup ini kita harus tegas menentukan langkah, berani mengambil sikap jika tidak ingin berakhir seperti kisah Bajja dan Arra. Kita memang harus memperjuangkan keinginan kita semaksimal mungkin, tapi setiap hal juga harus dipertimbangkan dengan matang jika tak ingin menderita seperti Canta.

Segala hal mengenai buku ini bsia diintip di http://www.un-affair.blogspot.com/

Cintaku
Kututup surat ini dengan kutipan menawan dari buku ini, "...bahwa aku nyaman berada di setiap sudut rumahmu. Aku nyaman berada di sofamu. Itu karena...ada engkau di sini" Aku nyaman berada di rumah ini walau saat ini suasana berantakan bak kapal karam karena aku tahu ada cintaku disetiap inci rumah ini.

Big Hug
^_^

NB:
Upsss maaf cintaku, ternyata sudah matahari sudah mulai menuju keperaduannya.
Aku dengan bahagia mengurungkan niat berbelanja.
Sepertinya harus menunggu dirimu saja.

----->
Tambahan info dari wikipedia

Komponen sofa terdiri dari:
  • Rangka, umumnya terbuat dari bahan kayu, jenis kayu yang biasa digunakan sebagai rangka sofa antara lain: meranti, mahoni, pinus, dll. Dalam masa perkembangannya, penggunaan sofa dari rangka besi/baja banyak digunakan untuk memperoleh kekuatan serta daya mekanik suatu sofa
  • Sistem pegas, berfungsi sebagai penahan daya tekan dari dudukan sofa. Sistem pegas biasanya terbuat dari per, tetapi dapat pula menggunakan webbing/karet sebagai penggantinya.
  • Dudukan, berfungsi memberikan kenyamanan dalam sebuah sofa. Tingkat kelembutan dari dudukan berbeda-beda pada selera masing-masing individu. Penggunaan dudukan yang terlalu empuk akan menyebabkan covber menjadi kendur, sedangkan dudukan yang terlalu keras akan menyebabkan tingkat kenyamanan sofa menjadi berkurang. Dudukan dibuat dari busa, kadang-kadang digunakan per sebagai bahan penopang untuk menghemat penggunaan busa.
  • Sandaran. Sandaran dapat dibuat dari busa, dakron, maupun bulu angsa. Penggunaannya tergantung dari model sofa yang dibuat. Sandaran yang terbuat dari bulu angsa memiliki nilai yang tinggi.
  • Upholstery. Kunci keindahan dari sebuah sofa terletak dari upholstery-nya. Upholstery ini dapat menggunakan fabric kain, dapat juga menggunakan kulit (asli maupun sintetis/oscar). Pemilihan upholstery selayaknya disesuaikan dengan tema ruangan dan selera pengguna sofa.


http://trulyrudiono.blogspot.com/2012/09/unaffair-cintaku-di-sofa.html