Penulis Solo kelahiran Palembang, Yudhi Herwibowo, siap merilis novel
romantik pertamanya, [un]affair, setelah Lebaran. Sebelumnya, Yudhi
dikenal sebagai penulis novel sejarah seperti Untung Suropati. Di Plaza
Sriwedari, Senin (16/7/2012), Yudhi berbagi kisah tentang novel
ke-28-nya itu.
“Ini novel pertama saya yang melulu bicara soal cinta. Sebelumnya
saya lebih menulis tema-tema berat seperti Jugun Ianfu, pembunuh bayaran
hingga perjalanan di NTT. Memang pernah bicara cinta seperti di Untung
Suropati, tapi tak setotal di sini ([un]affair-red),” ujarnya kepada
Solopos.com.
Menurut Yudhi, novel setebal 180 halaman tersebut dikonsep ringan
bagi pembaca remaja. Meski baru kali pertama menulis novel romantis,
Yudhi mengaku tak kagok. Bahkan ia hanya butuh waktu tiga pekan untuk
merampungkan naskahnya. “Yang saya pikirkan justru asumsi pembaca.
Selama ini saya identik dengan buku-buku sejarah. Buat saya sih, penulis
harus bisa bikin tulisan apa saja,” ujarnya sambil tersenyum.
[un]affair, terang Yudhi, berkisah tentang lelaki yang menyukai
perempuan meski ia tak terlalu mengenalnya. Suatu saat, imbuhnya, sang
perempuan ingin memberi hadiah buku kepada kekasihnya. “Tak sengaja,
lelaki itulah yang kebagian mengerjakan kovernya. Lelaki yang berprofesi
desainer itu pun mulai bimbang.”
Dalam novel terbitan Bukukatta itu, Yudhi juga menciptakan kota
imajinatif. Kota yang tak diberi nama ini merupakan gambaran idealnya
terhadap sebuah kawasan. “Di sana ada pedestrian yang lebar, kereta yang
berjalan di tengah kota. Ya mungkin mirip Solo, tapi tak sepenuhnya.”
Ia mengungkapkan, novel tersebut sedianya dirilis bulan ini. Lantaran
pertimbangan pasar, imbuhnya, rilis terpaksa ditunda hingga seusai
Lebaran. “Untuk cetak pertama, Bukukatta siap melepas 3.000 eksemplar.
Rencananya akan dipasarkan di Jawa dan Sumatra,” pungkas dia.
Senin, 16 Juli 2012
Rabu, 11 Juli 2012
Cover [un]affair dalam 2 Sisi
di kota sendu
cinta tak seharusnya datang...
Aku diam dengan debar jantung yang makin bereaksi. Kudekatkan wajahku pada rambutnya, dan aroma ginseng samar yang bercambur aroma pewangi tubuhnya terhirup seakan asap ganja yang masuk ke rongga dada. Lega untuk sejenak-duajenak.
Setitik air luruh di dahinya. Semula aku mengira itu adalah sisa air hujan di rambutnya. Namun ternyata bukan. Rambutnya telah kering sejak tadi, sehingga kuduga itu pastilah titik keringat yang muncul karena cuaca yang mulai berubah, tak lagi dingin.
Ia bergerak ritmis bagai gerakan titik embun di helai daun. Tak bisa kupungkiri, sekian lama kedua mataku telah memilih kedua matanya, sekian lama sekat-sekat pikiranku memilih bayangannya untuk hadir, sekian lama apa pun yang ada pada dirinya menjadi sesuatu yang penting padaku.
Ini membuat gemuruh di hatiku. Tapi sekarang mataku tak lagi menemukan matanya. Kedua mata itu telah terpejam dengan alis mata yang sesekali bergerak lembut. Dan aku begitu jelas melihat titik keringat itu bergerak perlahan menuju bibir kecilnya tak sepenuhnya tertutup.
Napasku tertahan.
Rencana cover [un]affair
Sebenarnya ada 3 alternatif lebih untuk cover novel saya [un]affair ini. Namun yang sempat menjadi pertimbangan ada 3 seperti di atas.
Pilihan nomor 2 sebenarnya lumayan, namun saya pikir gambar kursi taman sudah sering dipakai penerbit lain. Untuk pilihan nomor 3, saya pikir terlalu sensual. padahal novel saya ini saya pikir biasa-biasa saja tingkat keseksualannya... :P
Maka hanya tinggal piihan cover nomor 1. Ini sudah sangat sesuai dengan isi cerita: sebuah sofa yang menyimpan kenangan, dengan sebuah buku dan sepasang sepatu yang terlepas... begitu sepertinya :)
Langganan:
Postingan (Atom)