"Mungkin terasa berlebihan. Aku sadar, saat itu atau pun sekarang, aku terlalu terbawa perasaan. Semu seakan begitu mudah menggiringku. Hanya sesuatu yang kecil saja, dapat melemparku dalam frame-frame lain yang tak kupahami."Bajja kecewa, tapi dia tetap menerima Arra ketika gadis itu datang ke rumahnya, duduk di sofa usang dan merenungkan kehidupannya yang tampak dari luar banyak masalah. Bajja hanya bisa memandangnya tanpa bertanya apa yang terjadi. Dia menyediakan tempat untuk Arra, hatinya, rumahnya, sofanya. Kemudian Arra menghilang tanpa kabar, datang kembali, menghilang tanpa kabar lagi, dan terakhir yang sangat membuat Bajja terluka adalah ketika ada undangan pernikahan untuknya dari Arra. Sejak itu, Bajja ingin melupakan Arra, gadis sendu yang telah membuat hatinya kacau. Bajja belajar move on ketika mantan pacarnya datang lagi, Canta. Tapi, rasa yang dulu perneh mereka rasakan kini berubah, bagaimana pun usaha Bajja untuk melupakan Arra tidak pernah berhasil.
Pertama kali baca bukunya mas Yudhi, padahal udah beberapa kali ketemu, ihik, jadi malu. Mungkin sudah banyak yang tahu kalau mas Yudhi ini lebih familier dengan buku-buku bertemakan sejarah atau komedi, dan itu bukan cangkir teh saya, jadi maklum dong kalau saya baca buku romance pertama yang dia tulis #ngeles . Karena belum pernah baca bukunya yang lain, saya belum terbiasa dengan gaya penulisannya. Di buku ini deskripsinya bagus, luas, menggunakan bahasa baku namun tidak kaku. Bakat menulis cerita humor juga dia tuangkan di buku ini, contohnya adalah beli nisan satu gratis satu dan ketika Bajja ketemu Wara, ehm pasti deh langsung bikin senyum-senyum., Bajja jadi ketauan kalau dia punya selera humor. Berbeda kalau ketemu Arra, dia akan menjadi mellow, nggak banyak bicara, cenderung malu. Kalau ketemu Canta, dia bisa menjadi seorang cowok penggombal. Untuk karakter Arra, dia tidak banyak dibicarakan, sangat misterius, yang saya tahu tentang dia adalah pacarnya sering berbuat kasar padanya, seorang penyendiri dan pendiam. Selain kedua karakter utama itu, karakter lainnya tidak dijelaskan secara detail oleh penulis, penulis lebih memusatkan atau mendiskripsikan suasana. Selain karakter tokoh yangntidak dijelaskan dengan detail, settinggnya pun juga, kota sendu, kota yang sering kedatangan hujan.
Minim typo, saya suka covernya, dari ketiga pilihan yang ada di sini saya setuju dengan pengambilan cover sofa ini, sofa adalah saksi kisah cinta Bajja dan Arra, jadi pas. Sayangnya, saya agak terganggu dengan penempatan sepatu merah dan majalah, lebih enak kalau hanya sofa saja, merusak pemandangan. Kemudian saya juga agak terganggu dengan seringnya tanda "!" di akhir kalimat (tanda seru dipake sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau rasa emosi yang kuat,sumber) mungkin penulis bermaksut menegaskan, tapi ketika membacanya itu malah membuat saya terganggu. Kemudian, saya tidak terlalu suka dengan endingnya, kasihan Bajja, .
Bagian yang paling mengharukan menurut saya adalah ketika Arra menyobek-nyobek buku yang sudah dibuat Bajja, kemudian Bajja memperbaikinya lagi, mencoba kembali seperti semula. Bajja kebaikan deh sama Arra.
"Aku tahu ini tak salah. Aku hanya seorang manusia diantara bentangan perasaan. Terlalu kecil. Terlalu lemah. Jadi bagaimana bisa aku memilih, bila hati yang kemudian memutuskan? Bagaimana pula aku mengalah, bila otakku yang tak mau menuruti? Toh, untuk saat ini, aku kembali membela diri, aku hanya berpikir tentang kehadirannya di dekatku. Tak lebih dari itu."Buat yang ingin tahu gimana romantisnya mas Yudhi, baca deh buku romance pertamanya ini
3 sayap untuk wajah sendu di kota sendu
http://kubikelromance.blogspot.com/2012/10/unaffair.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar