Senin, 16 Juli 2012

YUDHI HERWIBOWO: Cinta Melulu di (un)affair, berita SOLOPOS.COM 16 JULI 2012 oleh Chrisna Chanis Cara

Penulis Solo kelahiran Palembang, Yudhi Herwibowo, siap merilis novel romantik pertamanya, [un]affair, setelah Lebaran. Sebelumnya, Yudhi dikenal sebagai penulis novel sejarah seperti Untung Suropati. Di Plaza Sriwedari, Senin (16/7/2012), Yudhi berbagi kisah tentang novel ke-28-nya itu.

“Ini novel pertama saya yang melulu bicara soal cinta. Sebelumnya saya lebih menulis tema-tema berat seperti Jugun Ianfu, pembunuh bayaran hingga perjalanan di NTT. Memang pernah bicara cinta seperti di Untung Suropati, tapi tak setotal di sini ([un]affair-red),” ujarnya kepada Solopos.com.

Menurut Yudhi, novel setebal 180 halaman tersebut dikonsep ringan bagi pembaca remaja. Meski baru kali pertama menulis novel romantis, Yudhi mengaku tak kagok. Bahkan ia hanya butuh waktu tiga pekan untuk merampungkan naskahnya. “Yang saya pikirkan justru asumsi pembaca. Selama ini saya identik dengan buku-buku sejarah. Buat saya sih, penulis harus bisa bikin tulisan apa saja,” ujarnya sambil tersenyum.
[un]affair, terang Yudhi, berkisah tentang lelaki yang menyukai perempuan meski ia tak terlalu mengenalnya. Suatu saat, imbuhnya, sang perempuan ingin memberi hadiah buku kepada kekasihnya. “Tak sengaja, lelaki itulah yang kebagian mengerjakan kovernya. Lelaki yang berprofesi desainer itu pun mulai bimbang.”

Dalam novel terbitan Bukukatta itu, Yudhi juga menciptakan kota imajinatif. Kota yang tak diberi nama ini merupakan gambaran idealnya terhadap sebuah kawasan. “Di sana ada pedestrian yang lebar, kereta yang berjalan di tengah kota. Ya mungkin mirip Solo, tapi tak sepenuhnya.”

Ia mengungkapkan, novel tersebut sedianya dirilis bulan ini. Lantaran pertimbangan pasar, imbuhnya, rilis terpaksa ditunda hingga seusai Lebaran. “Untuk cetak pertama, Bukukatta siap melepas 3.000 eksemplar. Rencananya akan dipasarkan di Jawa dan Sumatra,” pungkas dia.

Rabu, 11 Juli 2012

Cover [un]affair dalam 2 Sisi


di kota sendu
cinta tak seharusnya datang...

Aku diam dengan debar jantung yang makin bereaksi. Kudekatkan wajahku pada rambutnya, dan aroma ginseng samar yang bercambur aroma pewangi tubuhnya terhirup seakan asap ganja yang masuk ke rongga dada. Lega untuk sejenak-duajenak.

Setitik air luruh di dahinya. Semula aku mengira itu adalah sisa air hujan di rambutnya. Namun ternyata bukan. Rambutnya telah kering sejak tadi, sehingga kuduga itu pastilah titik keringat yang muncul karena cuaca yang mulai berubah, tak lagi dingin.

Ia bergerak ritmis bagai gerakan titik embun di helai daun. Tak bisa kupungkiri, sekian lama kedua mataku telah memilih kedua matanya, sekian lama sekat-sekat pikiranku memilih bayangannya untuk hadir, sekian lama apa pun yang ada pada dirinya menjadi sesuatu yang penting padaku.

Ini membuat gemuruh di hatiku. Tapi sekarang mataku tak lagi menemukan matanya. Kedua mata itu telah terpejam dengan alis mata yang sesekali bergerak lembut. Dan aku begitu jelas melihat titik keringat itu bergerak perlahan menuju bibir kecilnya tak sepenuhnya tertutup.

Napasku tertahan.

Rencana cover [un]affair




Sebenarnya ada 3 alternatif lebih untuk cover novel saya [un]affair ini. Namun yang sempat menjadi pertimbangan ada 3 seperti di atas. 

Pilihan nomor 2 sebenarnya lumayan, namun saya pikir gambar kursi taman sudah sering dipakai penerbit lain. Untuk pilihan nomor 3, saya pikir terlalu sensual. padahal novel saya ini saya pikir biasa-biasa saja tingkat keseksualannya... :P

Maka hanya tinggal piihan cover nomor 1. Ini sudah sangat sesuai dengan isi cerita: sebuah sofa yang menyimpan kenangan, dengan sebuah buku dan sepasang sepatu yang terlepas... begitu sepertinya :)